Indonesia adalah negara yang kaya akan keindahan alam dan warisan sejarah yang tak ternilai harganya, salah satu elemen pemandangan indah dari warisan ini adalah kanal-kanal yang tersebar di berbagai kota di seluruh nusantara. Nusantarawan Hebat akan menjelajahi sembilan kota di Indonesia yang di kenal karena kanal-kanalnya yang memukau, menawarkan pemandangan indah dan bersejarah. Mari kita mulai perjalanan kita untuk mengeksplorasi pesona unik setiap kota.
Jakarta: Kanal Banjir Barat
Kita memulai perjalanan kita di ibu kota Indonesia, Jakarta. Salah satu kanal yang menarik perhatian adalah Kanal Banjir Barat. Sejarah pembangunan Kanal Banjir Barat di Jakarta dapat di telusuri hingga ke tahun 1913. Kala itu, sebuah saluran mulai di bangun.
Panjang saluran itu 4,5 kilometer, lebar 13,5 meter hingga 16 meter, dan kedalaman empat meter hingga 12 meter.
Perancangnya adalah seorang insinyur Belanda bernama Herman van Breen.
Proyek tersebut di kerjakan oleh Burgerlijke Openbare Werken (BOW) yang merupakan cikal bakal Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia.
Kanal ini berfungsi khusus untuk mengendalikan air agar tidak “berkumpul” di tengah Kota Jakarta. Saluran tersebut kemudian di kenal dengan nama Kanal Banjir Barat.
Indonesia adalah negara yang kaya akan keindahan alam dan warisan sejarah yang tak ternilai harganya. Salah satu elemen menarik dari warisan ini adalah kanal-kanal yang tersebar di berbagai kota di seluruh nusantara.
Semarang: “Little Amsterdam”
Selanjutnya, kita menuju kota Semarang di Jawa Tengah. Kota ini di kenal dengan Kanal Banjir Timur yang di juluki “Little Amsterdam.”
Pada zaman kolonial, Kota Semarang di kenal dengan sebutan Venesia dari timur, karena sistem kanal, lalu lintas air yang ramai, dan sistem pintu air untuk pengendalian banjir yang modern. Sistem kanal memungkinkan kapal dagang masuk hingga sekitar daerah Little Netherland atau yang saat ini disebut sebagai Kota Lama Semarang. Karena terletak di kaki gunung Ungaran, Semarang sering mendapatkan banjir kiriman dari sungai-sungai yang berhulu di selatan Semarang. Demi mengurangi kerugian komersial dan korban jiwa akibat munculnya wabah pascabanjir, pemerintah Belanda membangun kanal banjir di sisi barat dan sisi timur yang pada saat itu merupakan batas terluar dari Kota Semarang.
Kanal pertama yang di bangun adalah Banjir Kanal Barat (BKB) pada tahun 1875-1879 yang menyodet aliran Kali Semarang sehingga debitnya bisa di atur dengan Bendung Simongan. Kali Semarang sendiri merupakan pertemuan dari beberapa aliran sungai (kali) yang menyatu seperti Kaligarang, Kali Kreo, dan Kali Gribik yang pada saat itu sering membawa banjir kiriman dari hulu.
Akibat sedimentasi yang tinggi, akhirnya BKB tidak mampu menjaga Kota Semarang bebas banjir sehingga pada tahun 1897 dimulailah pebangunan Banjir Kanal Timur (BKT) yang terhubung dengan kanal pada bagian selatan Kota Semarang yang membentang dari daerah gergaji (di bagian barat) hingga daerah Sompok (di bagian timur) untuk mencegah air dari Semarang bagian atas mengalir langsung menuju ke pusat kota Hanya selama 20 tahun Banjir Kanal Barat efektif mengendalikan banjir di semarang sebelum terjadi pendangkalan akibat seidmentasi, padahal saat itu kawasan semarang bagian atas belum terbangun dan masih berupa hutan.
Surabaya: Kanal Kalimas
Surabaya adalah kota dengan kanal bersejarah yang menarik. Kanal Kalimas adalah salah satu contohnya. Dengan jembatan-jembatan kuno yang unik, kanal ini menciptakan atmosfer pemandangan indah yang khas dan bersejarah. Berjalan-jalan di sekitar kanal ini akan membawa Anda lebih dekat dengan warisan sejarah Surabaya.
Pelabuhan Kalimas di ujung utara Surabaya itu jadi penghubung transportasi antarpulau di Indonesia. Pelabuhan ini juga warisan sejarah maritim. Salah satu bagian penting bagi jalur perdagangan rempah nusantara pada masa lampau.
Pada saat Indonesia dikuasai oleh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), Kalimas menjadi tempat transportasi untuk kebutuhan mengangkut barang dan ikan-ikan hasil tangkapan nelayan, dan membawanya masuk hingga ke pedalaman kota. Dimulai dari Kembang jepun-jepun sampai ke daerah Kayun.
Di Kalimas Terdapat jembatan yang bernama Jembatan petekan. Jembatan Petekan telah di tetapkan sebagai cagar budaya, karena memiliki nilai sejarah dan arsitektur yang penting.
Banjarmasin: Kanal-Kanal dan Pasar Terapung
Kita sekarang bergerak ke kota Banjarmasin di Kalimantan Selatan. Kota ini terkenal dengan kanal-kanalnya yang lebih di kenal sebagai “sungai” di sini. Menjelajahi sungai-sungai sambil menikmati pemandangan indah ini dengan perahu tradisional, yang disebut “klotok,” adalah pengalaman yang unik. Anda dapat menikmati pemandangan rumah panggung yang unik dan pasar terapung yang hidup di sepanjang kanal ini.
Ambarawa: Kanal Rawa Pening
Ambarawa, sebuah kota kecil yang terletak di Jawa Tengah, memiliki Kanal Rawa Pening yang mempesona. Rawa pening berada diantara 4 kecamatan, yaitu Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru. Letak rawa pening berada di cekungan terendah dari tiga gunung sekaligus, yaitu Gunung Merbabu, Gunung Telemoyo, dan Gunung Ungaran.
Luas rawa pening sangat besar yaitu lebih dari 2.670 hektar. Rawa ini di tumbuhi dengan bebearapa enceng gondok. Tanaman ini memeang mengganggu pemandangan, tetapi sangat berguna untuk ikan – ikan sebagai tempat perlindungan dari terik matahari.
Kanal ini di kelilingi oleh pegunungan hijau yang menciptakan pemandangan indah dan lanskap yang menakjubkan. Menaiki perahu di sini adalah cara yang sempurna untuk menikmati pemandangan alam yang memikat hati.
Makassar: Kanal Tallo
Kota Makassar di Sulawesi Selatan memiliki Kanal Tallo yang memiliki sejarah yang panjang. Di sepanjang kanal ini, Anda dapat menemukan jembatan-jembatan kuno yang menambah pesona kota ini. Ini adalah tempat yang tepat untuk merasakan atmosfer bersejarah Makassar. Bermuara di Selat Makassar Dan sungai ini melewati 3 kabupaten/kota,Kota Makassar, Kabupaten Gowa Dan Kabupaten Maros . juga memiliki panjang 10 km.
Sungai Tallo punya anak sungai,antara lain sungai pampang. Di daerah Das Sungai Tallo dibangun sebuah kolam regulasi bernama Kolam Regulasi Nipa-Nipa untuk mencegah luapan air sungai Tallo
Palembang: Sungai Musi dan Jembatan Ampera
Sungai Musi merupakan sungai terpanjang kedua di Sumatera dengan panjang mencapai 750 kilometer. Sungai Musi kalah panjang dengan Sungai Batanghari di Jambi yang mencapai 800 kilometer. Namun sejarah Sungai Musi mungkin lebih panjang dan sudah dikenal hingga ke negeri China jauh sebelum era Kerajaan Sriwijaya.
Sungai Musi yang melintasi Palembang memiliki kanal-kanal kecil yang memperindah kota ini. Salah satu ikon Palembang adalah Jembatan Ampera yang terkenal. Berjalan-jalan di sepanjang kanal ini sambil menikmati pemandangan sungai dan jembatan adalah pengalaman yang tak terlupakan.
Sejarah Sungai Musi tidak terlepas dengan Kerajaan Sriwijaya. Sejak masa Kerajaan Sriwijaya, kesultanan Palembang hingga kolonial Belanda, Sungai Musi menjadi sarana atau jalur transportasi utama. Bahkan saat ini, jalur transportasi di Sungai Musi masih sangat sibuk. Mulai dari angkutan manusia, hasil tambang seperti batu bara, minyak dan komoditas lainnya.
Pada zaman Kerajaan Sriwijaya (abad ke-6 hingga abad ke-12) yang di kenal sebagai kerajaan maritim dengan armada laut yang kuat mengandalkan Sungai Musi sebagai sarana transportasi utama. Sriwijaya konon membangun permukiman dan taman di pinggir Sungai Musi yang kini menjadi Taman Purbakala Kerajaan Sriwijata (TPKS) di Gandus Palembang.
Pontianak: Kanal Kapuas
Kanal ini memiliki sejarah yang berasal dari masa kolonial Belanda. Berikut adalah gambaran singkat sejarah Kanal Kapuas:
Masa Kolonial Belanda
Kanal Kapuas pertama kali di bangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada abad ke-18. Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi perdagangan dan transportasi antara daerah pedalaman Kalimantan Barat dan kota pesisir Pontianak.
Peran Transportasi
Kanal Kapuas memainkan peran yang sangat penting dalam memudahkan pergerakan barang-barang seperti hasil pertanian, hasil hutan, dan barang dagangan lainnya dari pedalaman ke kota Pontianak dan sebaliknya. Ini memberikan dorongan besar untuk pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Perang Dunia II
Selama Perang Dunia II, kanal ini memiliki nilai strategis karena dekat dengan garis depan pertempuran antara pasukan Sekutu dan pasukan Jepang. Juga di gunakan sebagai rute evakuasi oleh pasukan Belanda yang menarik diri dari daerah tersebut.
Pasca-Kemerdekaan Indonesia
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Kanal Kapuas tetap menjadi jalur transportasi utama di Kalimantan Barat. Pemerintah Indonesia terus memelihara dan mengembangkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut.
Peran Saat Ini
Hingga saat ini, Kanal Kapuas tetap menjadi arteri utama dalam sistem transportasi di Kalimantan Barat. Banyak aktivitas perdagangan, transportasi, dan perikanan masih bergantung pada kanal ini.
Juga menjadi daya tarik wisata populer di Pontianak, di mana wisatawan dapat menjelajahinya dengan perahu untuk mengalami pesona alam dan budaya daerah tersebut. Kanal Kapuas adalah warisan bersejarah yang penting di Kalimantan Barat dan tetap memainkan peran penting dalam ekonomi dan transportasi wilayah tersebut.
Medan: Kanal Deli
Terakhir, kita tiba di kota Medan di Sumatera Utara. Kota ini memiliki pemandagan indah dari Kanal Deli yang mengalir di sepanjang jalan-jalan bersejarah di pusat kota. Pemandangan gedung-gedung tua dan kanal ini menciptakan atmosfer yang unik. Berjalan-jalan di sekitar kanal ini adalah cara yang sempurna untuk merasakan pesona sejarah Medan.
Pertama kali di bangun pada awal abad ke-20 oleh pemerintah kolonial Belanda yang menguasai wilayah ini. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi transportasi dan distribusi hasil-hasil pertanian dari daerah Deli ke pelabuhan di Sungai Deli, yang menjadi bagian dari kota Medan.
Kanal ini memainkan peran kunci dalam memudahkan pengangkutan hasil-hasil pertanian seperti tembakau, karet, dan produk-produk pertanian lainnya dari daerah Deli yang subur ke pelabuhan di Medan. Ini mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.
Saat ini, Kanal Deli juga menjadi objek wisata yang menarik di Medan. Wisatawan sering berkunjung ke sekitar kanal ini untuk menikmati pemandangan, menikmati kuliner lokal, dan merasakan atmosfer sejarah kota Medan.
Indonesia adalah negara yang luar biasa dengan kekayaan alam dan sejarahnya. Kanal-kanal yang tersebar di berbagai kota adalah salah satu aspek menarik dari warisan ini. Dari Jakarta hingga Medan, setiap kota memiliki pesona dan keunikannya sendiri. Anda dapat menjelajahi warisan sejarah, menikmati pemandangan alam yang indah, dan merasakan atmosfer unik di setiap kanal ini. Jadi, jika Anda mencari pengalaman yang memukau di Indonesia, jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi kanal-kanel indah ini. Mereka adalah jendela yang memungkinkan Anda untuk melihat masa lalu dan keindahan alam Indonesia yang menakjubkan.
INFO PENTING!
Untuk sobat Nusantarawan yang masih bingung untuk pembuatan website, kami siap membantu dan menyediakan jasa pembuatan website, klik disini jika minat www.nusantarawanhebat.com
Jika anda bingung mencari jasa website. Kami menyediakan jasa website yang terpercaya dan professional. Paket
Tertarik Punya Website Professional Sendiri? Klik Untuk Info Jasa Pembuatan Website Termurah!
Video Terbaru
Mari bergabung bersama https://nusantarawanhebat.com dan maju bersama sejahterakan ekonomi Indonesia. Wujudkan Indonesia sejahtera masyarakatnya.
Dapatkan banyak keuntungan dengan mendaftar di Nusantarawan Hebat.
Info lebih lanjut:
Email : [email protected]
Facebook : Nusantarawan Hebat
Youtube : Nusantarawan Hebat – N1H
Instagram : Nusantarawanhebat
Tiktok : @nusantarawanhebatn1h
Twitter : @NusantarawanN1H
Linkedin : Nusantarawan Hebat
Whatsapp: +62 811-1194-951